Momentum untuk Pelestarian Lingkungan

Muhammad Luthfie

Direktur Eksekutif Relawan Ekologi Nusantara (RENA)


Istilah pemanasan global (global warming), mungkin masih asing bagi masyarakat yang jauh dari pusat informasi. Namun, mau tidak mau, masyarakat harus mengenal dan mengetahui tentang pemanasan global. Mengapa? Karena dampak yang ditimbulkan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia.

Apabila para peneliti dan ilmuan mengungkapkan secara gamblang tentang pemanasan global, maka kita akan mengetahui begitu dahsyatnya efek pemanasan global dalam jangka panjang. Mungkin Indonesia akan kehilangan beberapa pulau atau bahkan Indonesia tenggelam.

Indonesia merupakan negara kepulauan. Dengan naiknya permukaan air laut karena dampak pemanasan global, maka satu per satu pulau-pulau di Indonesia akan tenggelam. Diperkirakan sekitar 2.000 pulau akan tenggelam pada tahun 2030-2050 karena pemanasan global (Suara Pembaharuan, 17 Juni 2007).

Lebih dari dua per tiga kota-kota besar di dunia juga akan terkena dampak pemanasan global. Salah satunya adalah Jakarta yang berada di dekat laut. Jakarta adalah salah satu dari 180 kota di dunia yang 70% wilayahnya berada di kawasan pantai berelevasi rendah yang terancam oleh naiknya permukaan laut akibat pemanasan global. Apabila berkurangnya wilayah ini terjadi dan tidak diantisipasi dari sekarang, maka solusi untuk memecahkannya memerlukan biaya yang mahal karena harus menciptakan struktur bangunan pelindung pantai yang kokoh, juga biaya untuk merelokasi jutaan orang.

Global warming bukan lagi isu politik yang dimainkan dengan agenda politik tertentu, tetapi ancaman yang telah di dukung fakta empiris. Sebuah panel antarnegara yang bernaung di bawah PBB sejak awal 1990-an secara terus menerus melakukan penelitian yang membenarkan bahwa dunia tengah mengalami pemanasan yang membahayakan.

Penyebab global warming jelas, yaitu konsentrasi emisi gas rumah kaca di atmosfer oleh gas karbon (CO2) yang menyebabkan lapisan ozon menipis sehingga kemampuan menyerap panas berkurang. Karbondioksida berasal terutama dari gas buang industri maupun kendaraan bermotor yang menggunakan energy yang berasal dari fosil seperti minyak bumi dan batu bara. Dan, Amerika Serikat yang tidak mau menandatangani Protokol Kyoto adalah penghasil terbesar emisi gas rumah kaca dengan 25%. Penyumbang lainnya adalah deforestasi, baik dalam bentuk kebakaran hutan maupun eksploitasi tanpa kendali.

Bila tidak dikendalikan dari sekarang, dalam abad ini suhu global akan bertambah antara 2 sampai 5 derajat celsius, dan bisa menyebabkan peningkatan tinggi permukaan laut akibat pencairan es di kutub dan sisanya berasal dari pemuaian air akibat peningkatan temperatur. Dampaknya akan sangat parah, seperti tenggelamnya pulau-pulau kecil di seluruh dunia.

Warga dunia telah menghukum pemimpin yang tidak menganggap global warming sebagai ancaman. Kekalahan Partai Republik di Amerika Serikat dalam pemilihan umum adalah contoh. Kemenangan Kevin Rudd yang mengusung isu pemanasan global dalam pemilu di Australia adalah contoh yang lain. Pemilu Presiden Amerika Serikat tahun 2008 juga akan menjadi ajang pembuktian lanjutan apakah Negara itu tetap akan menolak Protokol Kyoto.

Bali saat ini menjadi milik dunia. Tidak kurang dari 186 negara mengirimkan utusannya ke Pulau Dewata untuk sebuah konferensi di bawah paying PBB yang berlangsung sampai dengan 13 Desember 2007. Inilah konferensi dunia tentang permasalahan yang amat mengancam kehidupan manusia di muka bumi, yaitu pemanasan global.

Dengan membawa agenda yang menjadi kekhawatiran global ke Bali, Indonesia sebagai bangsa berpenduduk muslim terbesar di dunia sesungguhnya memperoleh kepercayaan dunia bahwa kita berada dalam alur piker dan komitmen yang sama tentang ancaman pemanasan global. Karena itu, bagi Indonesia, kalau pertemuan kali ini bias menghasilkan sebuah deklarasi yang akan menggantikan Protokol Kyoto yang berakhir 2012, adalah sukses sejarah yang harus dicantumkan dengan tinta emas.

Akan tetapi, deklarasi di Bali tersebut, kalau itu disepakati, akan menjadi ironi kalau deforestasi di Indonesia terus meningkat dari tahun ketahun, kalau kelestarian lingkungan belum menjadi bagian dari peradaban berbangsa dan bernegara. Momentum itu harus dimanfaatkan untuk segera berbenah dalam pelestarian lingkungan. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbutan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.” (QS. Ar-Rum : 41).

0 komentar:

Blogger Templates by Blog Forum